Sebagai seorang newbie di dunia trading (atau lebih tepatnya masih di level trader wannabe), saya menyimpulkan bahwa melakukan trading sama dengan mengendarai mobil.
The Rules
Sebelum kita belajar mengendarai mobil, kita wajib tahu rambu2 lalu lintas. Begitu juga dengan trading, sebelum kita mulai belajar trading, kita wajib tahu produk yang akan kita perdagangkan (forex, option, futures, etc.) dan mempelajari setiap term atau istilah, karakter maupun aturan2 yang digunakan pada setiap produk.
The Tools
Sebelum kita belajar mengendarai mobil, kita wajib tahu fungsi dari setiap alat (tools) yang akan kita gunakan. Sama halnya dengan trading, kita wajib tahu tools yang digunakan pada platform trading kita, misalnya Marketiva. Kita harus tahu bagaimana cara membuka/menutup posisi (buy/sell/close), bagaimana melakukan pending order (limit/stop), bagaimana merubah time frame, bagaimana menampilkan maupun menggunakan indikator, dll.
The Style
Dalam mengendarai mobil, kita tidak dapat meniru gaya atau "driving style" orang lain. Begitupun dalam melakukan trading, kita tidak dapat meniru gaya trading orang lain. Misalnya, disaat kita sedang mengendarai sebuah mobil, lalu secara tiba2 teman kita meminta kita untuk berhenti, tentu saja kita tidak bisa langsung injak rem pada saat itu juga. Dalam sepersekian detik, pasti kita akan berpikir "kenapa kita harus berhenti? apakah kondisi jalanan aman untuk kita berhenti mendadak? di mana tempat yg aman untuk berhenti?", dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang terlintas di pikiran dalam waktu yang sangat singkat.
Begitu juga didunia trading, kita tidak bisa serta merta melakukan Open Position hanya karena orang lain menyuruh kita untuk melakukan buy/sell. Kita harus mampu menganalisa sendiri 'mengapa orang tersebut akan melakukan buy/sell'. Kalau memang hasil analisa kita mengindikasikan tepat untuk Open Position, ya sah2 saja kita mengikuti.
Orang lain boleh saja memberi aba2 kita untuk maju/mundur/belok/rem, tapi tetap hanya kita yang tahu kapan melakukan itu semua. Kita yang tahu untuk belok sekian derajat itu seberapa banyak kita memutar stir. Dalam tradingpun hanya kita yang tahu, kapan saat yang tepat untuk OP/Close/Cut Loss/Locking, dll. atau berapa Quantity ideal yang dapat kita gunakan. Karena semua itu tidak akan lepas dari kondisi margin dan karakter kita sendiri.
The Loss
Setiap orang pasti pernah mengalami menabrak/ditabrak (minimal nyrempet pagar :D ) pada saat belajar mengendarai mobil seperti halnya belajar naik sepeda pasti pernah jatuh, belajar berenang pasti pernah mengalami tenggelam. Begitu juga dengan trading, loss adalah hal wajar dalam dunia trading. Jangan pernah takut loss seperti halnya jangan pernah takut jatuh disaat anda belajar naik sepeda.
The Time will Tell
Pada akhirnya, seseorang yang sering mengendarai mobil (daily activity) akan jauh lebih mahir dibanding orang yang jarang2 nyetir. Dalam situasi jalan seperti apapun, parkir dengan kondisi sesulit apapun, dia tetap tenang dan yakin bahwa dia bisa melakukannya dengan baik.
Seorang trader dengan "jam terbang" tinggi tentu akan lebih tenang dalam mengambil keputusan, yang tentunya akan berpengaruh pada profitable percentage-nya.
Trading is a personal matter afterall.
The Rules
Sebelum kita belajar mengendarai mobil, kita wajib tahu rambu2 lalu lintas. Begitu juga dengan trading, sebelum kita mulai belajar trading, kita wajib tahu produk yang akan kita perdagangkan (forex, option, futures, etc.) dan mempelajari setiap term atau istilah, karakter maupun aturan2 yang digunakan pada setiap produk.
The Tools
Sebelum kita belajar mengendarai mobil, kita wajib tahu fungsi dari setiap alat (tools) yang akan kita gunakan. Sama halnya dengan trading, kita wajib tahu tools yang digunakan pada platform trading kita, misalnya Marketiva. Kita harus tahu bagaimana cara membuka/menutup posisi (buy/sell/close), bagaimana melakukan pending order (limit/stop), bagaimana merubah time frame, bagaimana menampilkan maupun menggunakan indikator, dll.
The Style
Dalam mengendarai mobil, kita tidak dapat meniru gaya atau "driving style" orang lain. Begitupun dalam melakukan trading, kita tidak dapat meniru gaya trading orang lain. Misalnya, disaat kita sedang mengendarai sebuah mobil, lalu secara tiba2 teman kita meminta kita untuk berhenti, tentu saja kita tidak bisa langsung injak rem pada saat itu juga. Dalam sepersekian detik, pasti kita akan berpikir "kenapa kita harus berhenti? apakah kondisi jalanan aman untuk kita berhenti mendadak? di mana tempat yg aman untuk berhenti?", dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang terlintas di pikiran dalam waktu yang sangat singkat.
Begitu juga didunia trading, kita tidak bisa serta merta melakukan Open Position hanya karena orang lain menyuruh kita untuk melakukan buy/sell. Kita harus mampu menganalisa sendiri 'mengapa orang tersebut akan melakukan buy/sell'. Kalau memang hasil analisa kita mengindikasikan tepat untuk Open Position, ya sah2 saja kita mengikuti.
Orang lain boleh saja memberi aba2 kita untuk maju/mundur/belok/rem, tapi tetap hanya kita yang tahu kapan melakukan itu semua. Kita yang tahu untuk belok sekian derajat itu seberapa banyak kita memutar stir. Dalam tradingpun hanya kita yang tahu, kapan saat yang tepat untuk OP/Close/Cut Loss/Locking, dll. atau berapa Quantity ideal yang dapat kita gunakan. Karena semua itu tidak akan lepas dari kondisi margin dan karakter kita sendiri.
The Loss
Setiap orang pasti pernah mengalami menabrak/ditabrak (minimal nyrempet pagar :D ) pada saat belajar mengendarai mobil seperti halnya belajar naik sepeda pasti pernah jatuh, belajar berenang pasti pernah mengalami tenggelam. Begitu juga dengan trading, loss adalah hal wajar dalam dunia trading. Jangan pernah takut loss seperti halnya jangan pernah takut jatuh disaat anda belajar naik sepeda.
The Time will Tell
Pada akhirnya, seseorang yang sering mengendarai mobil (daily activity) akan jauh lebih mahir dibanding orang yang jarang2 nyetir. Dalam situasi jalan seperti apapun, parkir dengan kondisi sesulit apapun, dia tetap tenang dan yakin bahwa dia bisa melakukannya dengan baik.
Seorang trader dengan "jam terbang" tinggi tentu akan lebih tenang dalam mengambil keputusan, yang tentunya akan berpengaruh pada profitable percentage-nya.
Trading is a personal matter afterall.
No comments:
Post a Comment