Awal saya belajar trading, sempat ngobrol ama trader asal Canada yang udah memasuki level 'trading for a living' (duh..., lupa nama/nickname-nya). Dia bilang bahwa dia hanya mengandalkan bentuk candlesticks untuk melakukan open position maupun closing position.
Hmmm.... sounds easy and simple, ain't it?!
Dia menganjurkan saya untuk membeli buku "Japanese Candlestick Charting Techniques" yang ditulis oleh Steve Nison. Setelah saya check di amazon.com harganya lumayan mahal ($59.69) belum termasuk ongkos kirim. Di sini (Jakarta) sudah saya check ke beberapa toko buku besar nggak ada, kalaupun ada tentu harganya tidak jauh beda.
Saya coba cari informasi mengenai candlestick di internet. Setelah coba membaca dan mempelajari beberapa candlestick, akhirnya saya bingung sendiri.... Karena begitu banyak bentuk candlestick dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok sehingga agak sulit untuk mengingat bentuk dan maknanya (faktor umur kali, ya?!). Akhirnya saya pun berhenti mempelajari candlestick.
Setelah setahun kemudian, saya tergelitik untuk kembali mempelajari bentuk-bentuk candlestick ini. Emang gak mudah, tapi saya tahu dan yakin pasti ada jalan kalau kita berkemauan keras untuk melakukan sesuatu.
Akhirnya saya ambil kesimpulan bahwa dari sekian banyak bentuk candlestick yang ada (ratusan?), saya pelajari berdasarkan kebutuhan kita.
Dalam dunia trading hanya ada 3 kondisi, Bullish, Bearish dan Sideways; dan hanya ada 1 kondisi (yang paling penting) untuk melakukan open position, yaitu saat Reversal.
Dari kenyataan diatas, saya berkesimpulan bahwa yang paling penting kita ketahui adalah titik reverse dimana harga akan berbalik arah. Bukankah kita seharusnya membeli disaat harga rendah lalu berbalik naik dan sebaliknya menjual disaat harga tinggi lalu berbalik turun?!
Kesimpulan saya ini membuat saya memilah dan memilih bentuk-bentuk candlestick yang wajib untuk diketahui sehingga kita tidak perlu menghafal semua bentuknya. Yang saya lakukan sama dengan cara saya mempelajari indikator (baca artikel ini).
Dari chart Time Frame yang saya gunakan (Daily) saya amati setiap bentuk candlestick diharga tertinggi dan terendah, lalu saya cari (cocokkan) dengan materi candlestick yang sedang saya pelajari. Dengan cara ini maka anda akan mendapatkan bentuk-bentuk candlesticks yang sering terjadi pada kondisi reverse sehingga anda tidak perlu mempelajari dan mengingat semua bentuk-bentuknya. Sejalan dengan waktu maka "koleksi candlestick" anda akan bertambah dan akan lebih mudah untuk melakukan open maupun closing position.
Note:
Trading berdasarkan candlestick akan jauh lebih mudah dan efektif jika kita adalah swinger dan menggunakan Time Frame paling kecil TF Daily. Jika anda menggunakan TF Hourly, maka anda harus mengamati bentuk candlestick setiap jam untuk mengetahui arah pergerakan harga.
2 comments:
Coba baca buku karangan Bpk. Santo Vibby dengan judul "When to Buy and Sell, Candlestick Can Tell" yang best seller di Gramedia, beliau menunjukkan cara bertransaksi dengan metoda candlestick dengan cara yang sangat mudah dan effisien.
Terima kasih atas sarannya :)
Post a Comment